flags_1

Jumat, 22 Agustus 2014

Tanggalnya Putih Abu-abu part 5

"Tititit tititit tititit tititit tititit" BOOOOOOOMMMMM.!!!!!! Heeeehhh nafasku terengah-engah setelah menghindari bom tadi, tapi Alhamdulillah ternyata cuma mimpi, bunyi jam wekerku membawaku kedalam mimpi bom tadi, ah sialan.
AAAaaaaaarrrRRGGHHHHH!!!!!! Uda jam 6.30, aku belum mandi, aku belum sarapan. Aduuuuuuhhh!!!! Ini hari pertamaku kerja, perasaan tadi subuh jam wekerku aku set jam setengah 5.30 deh, "apaan ciiiinnkk, pagi-pagi uda teriak-teriak????" teriak histerisku membuat emakku ikut meneriakiku, "aku telat maaakk, aku kerja jam tuju" sambil lari menuju kamar mandi aku bertiak kembali, mungkin aku terlalu capek karna kemaren sibuk membaca buku seharian untuk mengejar ketinggalanku dalam ilmu apapun.

Sudah mandi, sudah rapi pake hem, celana formal, sepatu pantofel, arloji ditangan kiri, baju masuk, dan sekarang siap meluncur ke tempat kerja, tapi belum sarapan huft.. Tak apalah ntar beli ditoko deket sana, "maaaak, aku mau berangkat" kucium tangan dan kaki emakku, "do'akan kerjanya lancar ya mak", "iya nak, hati-hati dijalan", baru kali ini aku dengar emakku bilang *iya nak*, hati ini terasa bergetar karna terharu oleh ucapan beliau, selama aku sekolah dulu ketika pamit, emak juga belum pernah bilang *hati-hati dijalan* seperti barusan, sambil berjalan keluar rumah kuucap "Assalamu'alaikum mak", "wa'alaikumsalam" terdengar suara jawaban salam yang semakin jauh, kini ku sedang meluncur menuju tempat kerja, mudah-mudahan ga telat.

Akhirnya sampai juga ditempat tujuan dan Alhamdulillah selamat dan masih 5 menit lagi jam 7, hati terasa senang karna kini aku bukanlah pengangguran tak berguna seperti kemaren-kemaren, "hei, kenapa senyum-senyum sendiri?" Suara lantang dari pak bos sedikit mengagetkanku, "hehehe pagi bos, masih in time kan? Hehehe", "iya sih, tapi in time 3 menit kamu, sama aja dengan on time, tapi ngomong-ngomong kamu mau kerja apa mau kemana sih? Rapi amat?" pertanyaan pak big bos membingungkanku "lah, la emang harus pake baju gimana boss?" tanyaku balik, "ya biasa aja, emang ga sayang sama baju kamu? Nanti kamu angkat semen digudang bawa ke toko sini" dalam hatiku >APAA??!!!! Angkat semen??? FUCK!!!< "la trus gimana boss? Saya pulang dulu aja bos ganti baju" "ah ga usa, kesiangan ntar, saya ada baju dibelakang, bekas punyanya anak saya, kayaknya dikamu pas, cocoklah buat kerja, dari pada kamu pakai baju itu, sayang kan!" jawab si boss dengan solusi minjamin baju anaknya ke aku, "oh iya deh boss", "bentar saya ambilin, kamu nanti bisa ganti baju disana" sambil menujuk kamar yang sepertinya kamar buat karyawan, si bos berjalan masuk rumah. Setelah diambilkan baju oleh pak big bos aku segera ganti baju dan kali ini aku diajarin cara buka gerbang toko, karna ternyata alasan pak big bos menyuruhku datang in time untuk buka toko setiap hari, lanjut aku diajak ke gudang yang isinya bermacam-macam jenis bahan bangunan dan alat bangunan, salah satunya yaitu tumpukan semen yang kelak akan pindah sejenak dipunggungku, hmmmm tapi tak apa deh, aku jalanin aja, Bismillah!

Setelah dijelasin tugas-tugasku aku segera keluar nyari toko buat beli roti, perut ini sudah teriak-teriak sedari tadi hehehe. Beli roti sudah, dimakanpun juga sudah, kini saatnya aku angkat-angkat semen dulu kata pak bos tadi suruh ambil semen digudang 4 buat dipindah ketoko, jarak antar toko sama gudang agak jauh, hmmmm tapi tak apa pasti aku kuat karna aku pakai argo bawanya hahaha.

Cukup capek juga angkat-angkat semen 4 sak, sembari minum es aku duduk disamping toko, sekedar merenggangkan otot enak juga disini, anginnya silir-silir menyerbu tubuhku. Beberapa menit kemudian ketika mataku tertuju kearah jalan raya muncul mengarah ke toko sosok yang sepertinya aku kenal, setelah mendekat sudah bisa aku pastikan itu dia, iya itu dia si bidadari bensin yang selama ini menjadi kemelut dihatiku, tapi kali ini dia berhijab, terlihat semakin anggun dimataku, aku benar-benar telah jatuh dalam perangkapnya, padahal belun kenal hihihi.

Inginku nyamperin dia, tapi enggak ah, kondisiku masih seperti ini, malu rasanya kalau dia tau aku yang ditolongnya waktu itu kerja seperti ini, tapi apa dimasih mengingatku? Ah sudahlah tak mungkin aku bisa mengenalnya apalagi menggapainya. "hei mas, lo kerja disini ya?" suara lembut itu, ah ga mungkin dia menanyaiku, biarkan saja lah, sekali lagi "mas, uda lupa sama aku?", "hah, aku mbak?", "iya, orang masnya juga sendirian kan" suaranya tetap lembut seperti dulu, aku bingung harus gimana, jawab apa, salting banget. "hehee iya mbak, ko mbak masih ingat sama saya?" tanyaku perlahan, "iya dong, mas selalu disini kok, yauda aku masuk dulu ya, selamat bekerja mas!" sambil menunjuk keningnya dia bicara seperti itu, kemudian pergi menuju toko ntah mau beli apa, tapi maksud omongan dia tadi apa? Hati ini gelisah bercampur campur, ada sedikit GRnya sih, tapi bingung juga. Hehehe

bersambung.

0 komentar:

Posting Komentar